Sabtu, 29 November 2008

Rahasia Terkabulnya Doa

Sahabat,
Berapa banyak diantara kita seringkali tak sabar dalam berdoa?
Kita ingin doa kita termasuk golongan doa yang "instant" dijawab oleh Allah SWT. Kita bahkan kadang membuat "deadline" untuk Allah. Misalnya "Ya Allah, aku minta jodoh sebelum usiaku 30 tahun" "Ya Allah, jika kami berjodoh maka dekatkanlah, dan jika kami tidak berjodoh maka jodohkanlah (mekso, he he..)", dll. Kita menjadikan Allah SWT, Sang Maha Pencipta sebagai "bank ajaib" atau sekedar "pembantu" yang menuruti kemauan kita. Kalau tidak dikabulkan, kita ngambek alias mutung. Sudah capek berdoa kok belum ada juga hasilnya. Padahal kalo orang sono bilang : "it doesn't work that way", nggak begitu caranya. Ada sejumlah syarat yang mesti kita penuhi untuk memperbesar kemungkinan doa kita dikabulkan Allah dan memperkecil kemungkinan ditolak. Lalu apa saja rahasia terkabulnya doa ?
Awali doa dengan asmaul husna
Ucapkan dengan kalimat tauhid
Berdoa dengan prasangka baik kepada Allah, bahwa Allah akan selalu mengabulkan doa kita.
Berdoa dengan hati yang sungguh-sungguh.
Berdoa dengan penuh sikap tawadu' / kerendahan hati.
Berdoa dengan permintaan yang jelas, bila perlu disebutkan secara spesifik.
Manfaatkan waktu-waktu yang baik, yaitu :
Sepertiga malam
Setelah sholat fardhu
Pada saat lapang
Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang menginginkan doanya dipenuhi Allah ketika ia dalam kesulitan, maka hendaklah ia memperbanyak doa diwaktu lapang" (H.R Tirmidzi dan Hakim).
Ketika sujud
Rasulullah SAW bersabda :"Jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika bersujud. Maka perbanyaklah doa ketika bersujud" (H.R Muslim)
Pada hari jum'at
Antara adzan dan iqomat
Pada hari arafah (ketika wukuf bagi jama'ah haji)

Tiga Doa yang Pasti Dikabulkan Allah:
Dari Abu Hurairoh RA diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :" Tiga doa yang dikabulkan Allah adalah : doa orangtua untuk anaknya, doa seorang musafir, dan doa orang yang didholimi. (H.R Abu Dawud).

Wallahu'alam bisshowab...
Catatan : sebenere artikel diatas ditujukan buat daku sendiri , tapi smoga bisa bermanfaat juga buat orang lain, Amiin......

Kiriman dari: Iko Maruqo

Sabtu, 22 November 2008

Birrul Walidain

Birrul Walidain merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya, kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia. Wajibatul walid (kewajiban orang tua) ialah orang tua berkewajiban mempersiapkan anak-anaknya agar berbakti kepadanya. Sabda Rasulullah "Allah merahmati orang tua yang menolong anaknya untuk bisa berbakti kepadanya". 

Keutamaan-keutaman dari Birrul Walidain 

1. Ahabul ‘amali ilallahi ta'ala (amal yang paling dicintai disisi Allah SWT)
Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir Rahman Abdillah Ibni Mas'ud ra "Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW amal apa yang paling di cintai disisi Allah?" Rasulullah bersabda " Shalat tepat pada waktunya". Kemudian aku tanya lagi "Apa lagi selain itu?" bersabda Rasulullah "Berbakti kepada kedua orang tua" Aku tanya lagi " Apa lagi ?". Jawab Rasulullah " Jihad dijalan Allah". Ini berarti diantara 2 amal yang paling dicintai Shalat tepat waktu dan jihad fisabilillah tidak berarti jika durhaka kepada orang tua. Ini dikisahkan bahwa Rasulullah pernah menolak salah seorang sahabat untuk berjihad dijalan Allah karena belum mendapat ridha orang tua. Akhirnya Rasulullah memperintahkan sahabat tsb untuk segera pulang memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya.

2. Laisajaza an min waladin ila walidih (Bakti kepada orang tua bukanlah merupakan suatu balas budi)
Seseorang anak tidak akan dapat membalas jasa kedua orang tua. Sebagaimana dalam hadist "Tidak akan dapat membalas seorang anak kepada orang tuanya melainkan anak itu mendapatkan orang tuanya sebagai hamba sahaya lalu dia membelinya kemudian memerdekakannya" . 
3. Al ummu hiya ahaqu suhbah (perioritas untuk mendapat perlakuan yang lebih dekat dari kedua orang tua ialah ibu)
Dikisahkan seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah "Siapakah yang lebih berhak diantara manusia yang paling harus aku perlakukan secara baik?" menjawab Rasulullah "Ibumu" Bertanyalah lagi sahabat tsb "Siapalagi Ya Rasulullah?" Menjawab Rasulullah "Ibumu" Bertanyalah lagi sahabat tsb "Siapalagi Ya Rasulullah?" Jawab Rasulullah "Ibumu" Bertanyalah lagi sahabat tsb "Siapalagi Ya Rasulullah?" Barulah Rasulullah menjawab "Bapakmu". Dalam Qs. 31:14 Allah memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, terutama pada ibunya yang telah mengandung dan menyusuinya.

4.Makruman bi ibadatillah (Berbakti kepada orang tua dibarengi dengan ibadah kepada Allah SWT)
Qs. Al Israa' ayat 23 Allah memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya dan berbuat baik kepada kedua orang tua melarang perkataan "ah" dan membentak kepada keduanya dan mengucapkan perkataan yang mulia. Ayat ini mengartikan bahwa berbakti kepada orang tua sama wajibnya dengan ibadah kepada Allah SWT.

Unsur-unsur Walidain
Seorang anak ketika ingin berbakti kepada kedua orang tuanya harus bersikap atau berakhlak yang terkait dengan unsur-unsur Birrul Walidain . Jika unsur-unsur tsb tidak terpenuhi maka hukukul walidain (durhaka kepada orang tua). Unsur-unsur Birrul Walidain yaitu:

1. Al muhaqodhotu alal kaul 
Seorang anak hendaknnya menjaga dan memelihara ucapannya dihadapan orang tua, terlebih bagi mereka yang sudah berusia lanjut jangan sampai perkataan atau perbuatannya menyinggung perasaan mereka, sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam Qs.17 : 23.  

2. Khofdul Jannah
Sikap bahasa tubuh seorang anak tidak boleh membusungkan dada terhadap orang tua melainkan merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang dan mendoakan mereka agar keduanya dikasihi Allah sebagaiman mereka mengasihinya waktu kecil. Hal ini diperintahkan Allah SWT dalam Surat Al Israa' ayat 24. 

3. Attoah Almushahabah
Akhlaq seorang anak yang taat dan kedekatan serta keakraban terhadap orang tua. Walaupun mungkin ketidaktaatan seorang anak kepada orang tua karena permasalahan yang sangat syar'i (prinsip) tetapi sikap mushahabah (keakraban) tetap harus dilakukan karena itu merupakan hak orang tua, Allah menjelaskannya dalam Qs. 31:15. 

4. Sabatulbirri ba'da wafatihima
Tetap berkewajiban berbakti kepada orang tua setelah kedua meninggal dunia. Dalam surat An Anjm ayat 39-41 bahwa Allah SWT memberikan kesempatan kepada orang tua yang meninggal dunia masih memiliki simpanan amal kebaikan yang dapat diperoleh dari anak-anak yang sholeh dan sholeha. Dalam suatu hadist dikisahkan bahwa suatu ketika datang seseorang menghadap Rasulullah SAW kemudian berkata "Ya Rasulullah apakah masih ada kesempatan untuk berbakti aku kepada orang tuaku setelah keduanya meninggal dunia?" Rasulullah dengan tegas menjawab "Ya, masih ada". Ada 5 hal yang harus dijalankan setelah kepada seorang anak agar berbakti kepada orang tua yang telah meninggal :

a. Asshalatu ‘alaihima (berdo'a untuk keduanya)
b. Wal isthigfaru lahuma (memohonkan ampun keduanya)
c. Wainfadzu ahdihima (melaksanakan janji-janjinya)
d. Waiqramu shadiqihima (memuliakan teman-teman keduanya)
e.Wasilaturrahimmisil ati latu shallu illa bihima (silaturrahim kepada orang-orang yang tidak ada hubungan silaturahim kecuali melalui wasilah kedua orang tua) 

Kisah-kisah Para Nabi & sahabat Rasulullah SAW dalam mempraktekan Birrul Walidain
· Kisah Nabi Ibrahim As
Nabi Ibrahim As mempunyai ayah yang bernama Azar yang aqidah-nya berseberangan dengan Nabi Ibrahim As tetapi tetap menunjukan birrul walidain yang dilakukan seorang anak kepada bapaknya. Dalam menegur ayahnya beliau menggunakan kata-kata yang mulia dan ketika mengajak ayahnya agar kejalan yang lurus dengan kata-kata yang lembut sebagaimana dikisahkan Allah pada Qs. 19 : 41-45.
· Kisah Rasulullah SAW
Rasulullah SAW yang telah ditinggal ayahnya Abdullah karena meninggal dunia saat Rasulullah masih dalam kandungan ibunya Aminah. Dalam pendidikan birrul walidain ibunya mengajak Rasulullah ketika berusia 6 tahun untuk berziarah kemakam ayahnya dengan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanan pulang ibunda beliau jatuh sakit tepatnya didaerah Abwa hingga akhirnya meninggal dunia. Setelah itu Rasulullah diasuh oleh pamannya Abdul Thalib, beliau menunjukan sikap yang mulia kepada pamannya walaupun aqidah pamannya berbeda dengan Rasulullah. Dan Rasulullah berbakti pula kepada bibinya yang bernama Sofiah binti Abdil Mutthalib.
· Kisah Abu Bakar As Siddiq ra
Abu Bakar As Siddiq ra adalah sahabat Rasulullah SAW yang patut ditauladani dalam berbaktinya terhadap orang tua. Disaat orang tuanya telah memasuki usia yang sangat udzur, bukan hanya perkataan yang lemah lembut lagi mulia dan sikap yang baik melainkan juga beliau dapat mengajak bapaknya yakni Abu Khuwafah untuk beribadah kepada Allah SWT dan mengakui Islam sebagai pedoman hidupnya dan hal ini dinanti oleh Abu Bakar dengan cukup lama. Allah berfirman dalam QS 14 : 40 - 41 ayat yang do'a agar anak, cucu dan seluruh anggota keluarganya menjadi orang-orang yang muqiimas shalat (mendirikan shalat) dan diampuni dosa-dosanya. Ayat ini merupakan suatu kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada kelurga Abu Bakar As Siddiq ra. 
· Kisah Sa'ad Bin Abi Waqas ra
Sa'ad bin Abi Waqas ra menerapkan bagaiman konteks Birrul Walidain mempertahankan keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Saat ibunya mengetahui bahwa Sa'ad memeluk agama Islam, ibunya mempengaruhi dia agar keluar dari Islam sedangkan Sa'ad terkenal sebagai anak muda yang sangat berbakti kepada orang tuanya. Ibunya sampai mengancam kalau Sa'ad tidak keluar dari Islam maka ia tidak akan makan dan minum sampai mati. Dengan kata-kata yang lembut Sa'ad merayu ibunya " Jangan Kau lakukan hal itu wahai Ibunda, tetapi saya tidak akan meninggalkan agama ini walau apapun gantinya atau resikonya". Tidak bosan-bosannya Sa'ad menjenguk ibunya dan tetap berbuat baik kepadanya serta menegaskan hal yang sama dengan lemah lembut sampai suatu ketika ibunya menyerah dan menghentikan mogok makannya. Kisah ini juga merupakan asbabun nujul turunnya ayat Qs 31 : 15.
   
Ketika seorang anak berbakti kepada orang tua merupakan suatu bakti yang tidak hanya sekedar didunia tetapi juga di yaumil akhir.(Hari akhir)



Wallahu a'lam bisshowab

semoga kita termasuk orang-orang yang berbakti kepada kedua orangtua kita.... Amin..

Selasa, 18 November 2008

Kisah Seorang Tukang Cukur

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur
untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. 
   
  Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya
 dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat. 
   
  Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi
 topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih
 tentang Tuhan. 
   
  Si tukang cukur bilang,'Saya tidak percaya
 Tuhan itu ada'. 
  'Kenapa kamu berkata begitu ???' timpal si
 konsumen. 
   
  'Begini, coba Anda perhatikan di depan sana ,
 di jalanan.... untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak
 ada'. 
   
  'Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah
 yang sakit??, Adakah anak terlantar??' . 
   
  'Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun
 kesusahan'. 
   
  'Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha
 Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi'. 
  Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak
 merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. 
   
  Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si
 konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. 
   
  Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu
 dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, 
  berombak kasar mlungker-mlungker- istilah
 jawa-nya', kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang
 itu terlihat kotor dan tidak terawat. 
   
  Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan
 berkata, 
  'Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG
 CUKUR.' 
   
  Si tukang cukur tidak terima,' Kamu kok bisa
 bilang begitu ??'. 
   
  'Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan
 saya mencukurmu!' 
  'Tidak!' elak si konsumen. 
   
  'Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada,
 tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan
 brewokan seperti orang yang di luar sana ', si konsumen
 menambahkan. 
   
  'Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!',
 sanggah si tukang cukur. 
   
  ' Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka
 sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya', jawab si
 tukang cukur membela diri. 
   
  'Cocok!'-kata si konsumen menyetujui. 
  'Itulah point utama-nya!... Sama dengan Tuhan, 
   
  TUHAN ITU JUGA ADA !, Tapi apa yang terjadi... 
  orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK
 MAU MENCARI-NYA. 

   
  Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa
 kesusahan di dunia ini.' 

  Si tukang cukur terbengong !!!!

Kiriman: Sinta Sugiarti


Minggu, 16 November 2008

Arti Persahabatan

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari 1000 teman yang mementingkan diri sendiri.
Apa yang kita alami demi teman terkadang melelahkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan tumbuh bersama karenanya.
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang, diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, namun semua itu tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, tidak akan membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Tak terasa tahun baru di depan mata...
1 Muharram 1430 Hijriah
1 January 2009 Masehi...
Kalo aku merasa seakan semuanya begitu cepat berlalu....
apakah karena aku terlalu mencintai dunia...
Sahabatku....(khususe bani aspetura)
Ajari aku untuk lebih menghargai hidup ini...
Agar aku bisa memahami...
Betapa singkatnya hidup ini untuk disia-siakan...
 
(Persahabatan bagai kepompong, merubah ulat menjadi kupu-kupu......)
I LOVE U ALL
VIVA ASPETURA....  

Kiriman : Nurul Istiqomah


ShoutMix chat widget
Click to join aspetura

Klik menawi kerso gabung milis aspetura