Rabu, 23 Juli 2008

Berapa Lama Kita dikubur?

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira diatas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet.
Baju merahnya yg Kebesaran melambai Lambai di tiup angin. Tangan kanannyamemegang Es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi,sementara tangan kirinya mencengkram Ikatan sabuk celana ayahnya.
Yani dan Ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak kekanan & kemudian duduk Di atas seonggok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad19-10-1915:20- 01-1965"
"Nak, ini kubur nenekmu mari Kita berdo'a untuk nenekmu" Yani melihat wajahayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikutmemejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo'a untukNeneknya...
"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah." Ayahnya mengangguksembari tersenyum, sembari memandang pusara Ibu-nya.
"Hmm, berarti nenek sudah meninggal 42 tahun ya Yah..." Kata Yani berlagaksambil matanya menerawang dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah didalam kubur 42 tahun ... "
Yani memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana . Disamping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini:19-02-1882 : 30-01-1910"
"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 106 tahun yang lalu ya Yah", jarinyamenunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk.Tangannya terangkat mengelus kepala anak satu-satunya. "Memangnya kenapandhuk ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. "Hmmm, ayah khansemalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyakdosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Yani sambil meminta persetujuanayahnya. "Iya kan yah?"
Ayahnya tersenyum, "Lalu?""Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahundong yah di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahunnenek senang dikubur .... Ya nggak yah?" mata Yani berbinar karena bisamenjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya.
Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas..... "Iya nak, kamu pintar," kata ayahnya pendek.
Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya,memikirkan apa yang dikatakan anaknya... 42 tahun hingga sekarang... kalaukiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur.... Lalu Ia menunduk ... Meneteskan air mata...
Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ...lalu kiamat masih 1000 tahunlagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun?Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un .... Air matanya semakin banyakmenetes, sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun kedepan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akandisiksa di kubur. Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi?Tahankah? padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi kemarinia sudah tak tahan?
Ya Allah... Ia semakin menunduk, tangannya terangkat, keatas bahunya naikturun tak teratur.... air matanya semakin membanjiri jenggotnya
Allahumma as aluka khusnul khootimah.. berulang Kali di bacanya DOA ituhingga suaranya serak ... Dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batukYani.
Dihampirinya Yani yang tertidur di atas dipan Bambu. Di betulkannyaselimutnya. Yani terus tertidur.... tanpa tahu, betapa sang bapak sangatberterima kasih padanya karena telah menyadarkannya arti sebuahkehidupan... Dan apa yang akan datang di depannya...
"Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."



kiriman dari: Irma Dwi Hapsari

1 komentar:

S.Sari mengatakan...

hidup memang hanya sekali. maka pergunakanlah "waktu" yang sekali ini untuk melakukan perbuatan yang baik, bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan orang lain. Namun, hidup adalah pilihan. pilihan untuk berbuat apa saja selama hidup di dunia ini.apapun pilihan hidup kita pasti memperoleh hasil. hasil baik atau buruk kita sendiri yang menentukan. jadi "berapa lama" kita merasakan siksa tau nikmat di kubur adalah kita sendiri yang menentukan.


ShoutMix chat widget
Click to join aspetura

Klik menawi kerso gabung milis aspetura